Merdeka.com – Anggota Komisi I DPR Yan Permenas Mandenas mempertanyakan absennya Kasad Jenderal Dudung Abdurachman dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR hari ini. Yan mengungkapkan kehadiran Kasad untuk menjelaskan kasus mutilasi warga Timika, yang melibatkan enam prajurit TNI AD hingga menjadi tersangka.
Komisi I DPR hari ini menggelar Rapat Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2023 dan isu-isul aktual lainnya bersama Wamenhan Muhammad Heriendra, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono. Sementara Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman diwakili Wakasad Mayjen Agus Subiyanto.
“Tadi saya sampaikan bahwa rapat RKA yang menyangkut Mabes AD dan isu-isu aktual, apalagi dengan kejadian kasus mutilasi di Timika, kami sebenarnya butuhkan Kasad hadir di sini untuk menjelaskan,” kata Yan di ruang Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9).
Yan menyebut kasus mutilasi dua warga sipil di Timika, Mimika, Papua yang melibatkan enam prajurit TNI AD membutuhkan penjelasan dari Kasad. Penjelasan itu menyangkut mengenai bagaimana sistem pembinaan di internal dan fungsi-fungsi TNI secara mendetail, serta bisa disaksikan langsung oleh publik.
“Saya pikir ini harus menjadi catatan penting, sehingga publik bisa mendapatkan kejelasan terkait dengan fungsi-fungsi pimpinan prajurit yang selama ini sudah dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Darat,” ujar dia.
Yan menegaskan, Raker Komisi I DPR RI merupakan wadah untuk berbicara dengan Kasad. Namun dalam beberapa kesempatan selalu diwakili oleh bawahannya seperti Wakasad.
“Karena sudah beberapa kali kami rapat di sini, Wakasad terus diwakili juga. Tidak setiap saat kami punya kesempatan untuk berbicara dengan Kasad seperti ini. Jadi pada saat rapat penting begini saya berharap Kasad harus datang begitu. Terima kasih,” ujar dia.
Puspom TNI AD menyebut enam anggota TNI terlibat kasus pembunuhan terhadap empat warga sipil di Timika, Mimika, Papua, telah ditetapkan sebagai tersangka. Enam anggota TNI AD itu ditetapkan sebagai tersangka kasus mutilasi dua warga sipil di Kampung Pigapu, Distrik Mimika Timur, Mimika.
“Betul, sudah (jadi tersangka),” kata Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Danpuspomad) Letjen TNI Chandra W. Sukotjo ketika dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Senin (29/8).
Menurut Chandra, Polisi Militer Kodam (Pomdam) XVII/Cenderawasih sudah menjalankan proses hukum terhadap keenam prajurit TNI AD tersebut.
“Puspomad telah mengirimkan tim penyidik untuk membantu pomdam,” ujar dia, dikutip Antara.
Sementara itu, pelaku dari warga sipil sudah ditangani kepolisian. Mengenai motif pelaku, Chandra mengatakan saat ini masih dalam tahap penyelidikan oleh Pomdam Cenderawasih.
Advertisement
Polisi sebelumnya menangkap dan menahan tiga terduga pembunuh empat warga sipil di Timika, Mimika, Papua. Tiga terduga pelaku ditahan di Polres Mimika terkait pembunuhan warga yang jenazahnya ditemukan secara terpisah di beberapa tempat di Timika.
Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani mengatakan bahwa tiga terduga pelaku yaitu APL alias Jeck, DU dan R. Ketiganya diduga melakukan pembunuhan pada tanggal 22 Agustus lalu ditangkap di lokasi berbeda.
Para pelaku diduga lebih dari tiga orang. Namun untuk memastikan polisi masih melakukan pendalaman.
Dari penyelidikan dilakukan polisi, pembunuhan terjadi tanggal 22 Agustus sekitar pukul 21.50 WIT di kawasan SP 1, Distrik Mimika Baru. Korban bernama Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Leman Nirigi dan seorang korban lainnya belum diketahui identitasnya dan jasadnya dibuang di sekitar sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka.
Mobil rental yang awalnya digunakan salah satu korban yakni Toyota Astra Calya warna merah tanpa plat nomor dengan nomor rangka MHKA6GJ6JKJ115394 dibakar.
Pada Jumat (26/8) jenazah Arnold Lokbere ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan Sabtu (27/8) kembali ditemukan sesosok jenazah yang juga dalam kondisi mengenaskan dengan identitas yang belum diketahui.
“Dua jenazah lainnya hingga kini belum ditemukan, dan apa motif pembunuhan sadis itu juga belum dipastikan,” kata Faizal di Jayapura, Minggu (28/8). (mdk/gil)
Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami
Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Alat Deteksi Kanker Rongga Mulut
Siap-Siap, Harga Makanan Warteg Jadi Mahal Imbas Kenaikan BBM
Daftar Negara ASEAN dengan Gaji Tinggi, Indonesia Nomor Berapa
Bung Hatta Sindir Sukarno: Bukan Persatuan tapi Persatean
Potret Keakraban Iriana Jokowi Kenalkan Tenun Badui ke Ibu Negara Filipina
Pariwisata Dipastikan Terdampak Kenaikan Harga BBM, Ini Prediksi Wagub Bali
Tarif Angkot di Bogor Naik, Sopir Dilarang Minta Ongkos Lebih Mahal
Punya Kekayaan Rp1,2 T, Intip Koleksi Mobil Mewah Plt Ketum PPP Mardiono
Respons Kabareskrim Ditanya Temuan Komnas HAM Duga Brigadir J Ditembak 3 Orang
Plt Ketum PPP Mardiono Punya Harta Rp1,27 T, Ada Ratusan Tanah hingga Mobil Mewah
Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Alat Deteksi Kanker Rongga Mulut
Kasad Minta Pejabat Baru Perhatikan Kesejahteraan Prajurit dan Bantu Kesulitan Rakyat
Masih Trauma Kecelakaan Maut Bekasi, Murid SD Kota Baru Libur sampai Pekan Depan
Ada Demo Kenaikan BBM di Istana dan DPR, Polisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas
Penjelasan Ketua Komnas HAM soal Ferdy Sambo 'Bos Mafia'
Suharso Tak Kunjung Mundur Sampai Mukernas Ditutup, Akhirnya Aklamasi Diberhentikan
Angkot di Majalengka Mogok akibat Kenaikan Harga BBM, Pelajar Diangkut Mobil Polisi
Kisah Polisi Jogja yang Rela Jual Rumah Demi Bangun Masjid, Banjir Pujian
Momen Ferdy Sambo Bawa Kue buat Panglima TNI jadi Sorotan, Sebelumnya Dibawa Bintara
Mencuat Kisah 3 Bayi Kembar & Ibunya Mendekam di Rutan, Usai Istri Sambo Tak Ditahan
Modifikasi Tangki Kendaraan untuk Timbun Solar, 2 Warga Aceh Timur Ditangkap
Putri Candrawathi Tak Ditahan Alasan Anak, Para Ibu Dibui Bawa Bayi, Kasusnya Receh
Respons Kabareskrim Ditanya Temuan Komnas HAM Duga Brigadir J Ditembak 3 Orang
Penjelasan Ketua Komnas HAM soal Ferdy Sambo 'Bos Mafia'
Rehat Sejenak, Polri Jadwalkan Sidang Etik Kasus Pembunuhan Brigadir J Besok
Putri Candrawathi Tak Ditahan Alasan Anak, Para Ibu Dibui Bawa Bayi, Kasusnya Receh
Respons Kabareskrim Ditanya Temuan Komnas HAM Duga Brigadir J Ditembak 3 Orang
Penjelasan Ketua Komnas HAM soal Ferdy Sambo 'Bos Mafia'
Rehat Sejenak, Polri Jadwalkan Sidang Etik Kasus Pembunuhan Brigadir J Besok
VIDEO: Cerita Komnas HAM Ungkap Sosok Ferdy Sambo: Hati-Hati, Dia Bos Mafia
VIDEO: Putri Candrawathi Tak Ditahan, Karena Pengaruh Jenderal Ferdy Sambo yang Kuat?
Beda Keterangan Sambo dan Bharada E, Polisi Diminta Pastikan Siapa Penembak Yosua
Wamenkes Sebut 40,2 Juta Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa Segera Dimusnahkan
Ini Tiga Strategi BPOM Pastikan Ketersediaan Vaksin dan Obat Monkeypox
4 Fakta di Balik Kemenangan Persib atas RANS Nusantara: Pita Hitam untuk Ajun hingga Debut Manis Luis Milla di BRI Liga 1
4 Pelatih yang Langganan Dipecat tapi Masih Laris di BRI Liga 1, Siapa Saja?
Advertisement
Advertisement
Perlawanan Ferdy Sambo Cs usai Dipecat Polri
Tersulut Kontroversi Poligami Solusi Kasus HIV AIDS ala Wagub Jabar
Harga BBM Naik, Jokowi Sudah 8 Kali Ubah Harga Sejak Pertama Jadi Presiden
Emil Elistianto Dardak
Menjawab Realita Profesi Masa Depan
Dr. Ilham A. Habibie, MBA
Akselerasi dengan Data Driven Government
Dr. Nurlis Effendi
Pers, Pengabaian yang Berimplikasi Serius