Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) serius bertransformasi menjadi perusahaan logistik terintegrasi. Emiten transportasi ini bakal lebih dikenal sebagai perusahaan logistik.
Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto mengungkapkan, pihaknya memang bertujuan untuk menjadikan bisnis logistik sebagai fokus utama. ASSA selama ini dikenal sebagai perusahaan penyedia bisnis mobilitas yang meliputi rental kendaraan, jasa pengemudi, dan jasa logistik car sharing, serta sebagai penyedia bisnis jual-beli kendaraan.
“Bisnis rental itu heavy asset. Sehingga membuat kami mencari bisnis-bisnis lain yang bisa mendapatkan revenue tinggi namun aset tidak terlalu besar,” ujar Prodjo kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9).
Baca Juga: Perkuat Bisnis Logistik, Adi Sarana Armada (ASSA) Dirikan Anak Usaha Baru
Upaya induk usaha PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) ini membuahkan hasil. Mulai serius menggarap bisnis logistik pada tahun 2019, kontribusi pendapatan ASSA kini lebih besar dari bisnis logistik.
Keberhasilan itu diungkapkan Prodjo karena ASSA rajin melengkapi ekosistem bisnis logistik dari first mile, mid mile, hingga last mile. Seperti yang dilakukan baru-baru ini, ASSA mendirikan perusahaan patungan untuk mengelola bisnis kargo sebagai ekosistem last mile.
Perusahaan tersebut diberi nama PT Kargo Bersama Logistik (KBL) yang didirikan pada 22 September 2022.
Baca Juga: Industri Otomotif Menggeliat Dongkrak Bisnis Autopedia (ASLC) di Semester I-2022
Prodjo bilang, pihaknya melihat kendala pengiriman kargo tidak setiap hari penuh, sebab e-commerce memiliki hari-hari tertentu untuk mendapatkan volume pengiriman barang yang besar. Selain itu, UMKM selama ini terkendala pengiriman barang yang harus menunggu muatan truk penuh.
Kargo Bersama Logistik dibentuk untuk menaungi pengiriman yang lebih efisien dan optimal. ASSA menyediakan platform khusus untuk mengkonsolidasikan pemilik truk, muatan barang hingga penjadwalan pengiriman.
“Jadi tujuannya adalah mengkonsolidasikan pemilik truk dan pemilik kargo melalui platform kita, apabila sudah ada muatan,” kata Prodjo.
Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) Hadirkan Layanan Asuransi Pengiriman Lewat Aplikasi Anteraja
Dia menyebutkan, ASSA melalui ASSA logistik telah memiliki sekitar 800 unit-2.000 unit armada. Jumlah tersebut meliputi van kecil hingga truk berukuran besar. ASSA juga memiliki gudang atau sharing warehouse sejumlah enam unit.
Saat ini, Adi Sarana Armada lebih fokus mengoptimalkan suplai dari muatan truk ketimbang menambah armada pengantaran. Langkah ini juga mengizinkan pemilik truk dari pihak lain masuk ke dalam platform kargo ASSA, sehingga bisa memiliki armada tanpa harus membelinya.
Prodjo menuturkan bahwa pendirian usaha kargo tersebut diharapkan bisa mengefisienkan bisnis logistik seperti Anteraja sebagai first mile. Nantinya, diharapkan pengiriman barang melalui kargo baik darat, udara ataupun laut bisa terjadwal seperti Anteraja.
Baca Juga: Dibayangi Berbagai Sentimen, Simak Rekomendasi Saham Adi Sarana Armada (ASSA)
Hanya saja, tantangan logistik ASSA saat ini adalah inflasi yang menekan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Guna menjawab tantangan itu, Adi Sarana Armada bakal menyesuaikan tarif terhitung efektif awal bulan Oktober 2022.
ASSA bakal mengerek harga ongkos kirim sekitar 12%-15% tergantung jarak dan Multimoda yang digunakan. Langkah penyesuaian ini dilakukan agar menjaga standar harga bersama dengan semua pemain logistik lainnya.
Kendati demikian, Prodjo bilang, target pengantaran paket masih sama. Hingga akhir tahun nanti Adi Sarana Armada melalui Anteraja membidik pengantaran sebesar 1 juta-1,3 juta paket per hari. Faktor inflasi dan berhentinya aktivitas e-commerce bakar uang diungkapkan turut berefek bagi industri logistik.
Hingga semester pertama 2022, pendapatan ASSA tumbuh sebesar 50,25% menjadi Rp 3,17 triliun, dari posisi pendapatan paruh pertama tahun lalu senilai Rp 2,11 triliun.
Segmen jasa pengiriman memberi pemasukan terbesar bagi ASSA mencapai Rp 1,87 triliun, disusul pendapatan dari sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool mencapai Rp 682,75 miliar. Sementara dari segmen penjualan kendaraan bekas tercatat senilai Rp 312,71 miliar.
Selanjutnya: Berikut Ini Menu Rekomendasi Saham dari Analis untuk Kamis (29/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News